Oleh : Arshavika Wijaya
Dalam bayang-bayang kesendirianku
Batin ini merintih sedih dan perih
Seakan ingin mengejar hadirnya jiwamu..
Namun kau lari,pergi,entah..
Hampa yang selalu menemani
Tenggelam dalam lautan hitam kelam
Bayangmu tak pernah hadir lagi, sepi..
Nyanyianmu seakan bagai syair-syair
Nelangsa...
Kepakan angsa itu tak dapat lagi menari-nari
Angkasapun seakan enggan untuk mengerling
Dan sang raja malampun bermuram durja..
Tuhan..izinkanku menyanyikan syair keabadian
Meskipun nestapa dan nelangsa menjaga
Sampaikan bahwa nelangsa merajai jiwa
Keabadiannya akan menjelma
Selamanya..
Dalam bayang-bayang kesendirianku
Batin ini merintih sedih dan perih
Seakan ingin mengejar hadirnya jiwamu..
Namun kau lari,pergi,entah..
Hampa yang selalu menemani
Tenggelam dalam lautan hitam kelam
Bayangmu tak pernah hadir lagi, sepi..
Nyanyianmu seakan bagai syair-syair
Nelangsa...
Kepakan angsa itu tak dapat lagi menari-nari
Angkasapun seakan enggan untuk mengerling
Dan sang raja malampun bermuram durja..
Tuhan..izinkanku menyanyikan syair keabadian
Meskipun nestapa dan nelangsa menjaga
Sampaikan bahwa nelangsa merajai jiwa
Keabadiannya akan menjelma
Selamanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar